Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Jakarta Berakhir Ricuh
Jakarta, (afederasi.com) - Sekitar 2.000 demonstran mulai berdatangan ke Kawasan patung Kuda, Jakarta. Sekitar pukul dua siang para demonstran tersebut berjalan untuk menyampaikan aspirasi ke Istana. Namun aksi tersebut terhalang oleh kawat berduri dan pagar beton yang dipasang aparat keamanan. Lebih dari enam ribu polisi dikerahkan mengamankan aksi unjukrasa ini.
"Desakan kami adalah yang pertama batalkan kenaikan (harga) BBM. Kemudian cabut omnibus law UU Ciptaker, termasuk batalkan revisi RKUHP," tegas Nining Elitos, Ketua Kongres Aliansi Buruh Indonesia (KASBI) dalam orasi di atas mobil bak terbuka.
Sementara itu, kelompok mahasiswa memiliki alasan lain dalam aksi protes tersebut. Ketua BEM UI yang juga koordinator aksi, Bayu Satria, mengatakan bahwa pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan pengalihan isu kenaikan BBM.
"Itu solusi yang struktural dan sesaat. Kenaikan BBM tentu kenaikan yang (berlangsung) lama, sedangkan BLT yang disalurkan hanya meredam protes masyarakat sesaat," ungkap Bayu.
Aksi demonstrasi yang semulai berlangsung damai, mulai memanas sekitar pukul enam sore ketika massa membakar pembatas jalan dan berupaya merusak kawat berduri dan pagar pembatas yang dipasang polisi. Bentrokan pecah sekitar pukul 19.30 WIB saat massa yang marah mulai melempari polisi dengan botol dan barang-barang lain.
Kericuhan ini tidak berlangsung lama setelah massa bersedia memenuhi anjuran polisi untuk tenang dan tidak terprovokasi oknum-oknum yang sengaja ingin menyulut kerusuhan.
Pukul 20.00 WIB massa akhirnya membubarkan diri. Salah satu orator mengatakan akan kembali lagi melakukan aksi serupa jika pemerintah tetap tidak menurunkan harga BBM di beberapa hari ke depan. Mereka akhirnya membubarkan diri.
Berbicara kepada wartawan setelah massa membubarkan diri, Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran mengatakan demonstrasi yang dilakukan telah melewati aturan jam aksi.
"Saya mengucapkan terima kasih situasi ini bisa kondusif. Semua ini untuk kemajuan dan kebesaran bangsa kita. Menyampaikan pendapat bisa membuat kita dewasa, menahan diri dan sabar," ujar Fadil, yang didampingi oleh Pangdam Jaya, Untung Budiharto.
Meskipun massa telah membubarkan diri, jalan-jalan di sekitar Monas masih ditutup dengan menggunakan pagar beton pembatas, kawat berduri dan mobil taktis polisi. (dn)